Bahasa Indonesia ( Deskripsi peristiwa )
Contoh Deskripsi Peristiwa
Hari itu hari Minggu bertepatan pada tanggal 31 Juni 2009, saya mengalami suatu kejadian yang cukup lucu. Berawal pada pagi hari pukul 08.00 saya berkunjung kerumah Fira untuk melihat hasil pengamatan yang sudah hampir dua minggu kami jalani. Kami ditugaskan mengamati metamorfosis sempurna pada kupu-kupu untuk nilai praktek IPA.
Sesampainya disana ternyata Fira sudah menunggu di depan pintu rumahnya. Akupun menyapanya lalu langsung ke halaman belakang rumah Fira untuk kembali mengamati kepompong yang sudah mulai membuka. Saat tiba di halaman belakang aku langsung mengambil toples yang berisi kepompong ulat daun pisang itu. Aku senang ketika melihat pengamatan ini akan segera selesai karena kupu-kupu yang selama ini kami tunggu-tunggu akan segera keluar, sepertinya hanya menunggu beberapa jam saja untuk membuat sayapnya kering dan siap terbang.
Jam menunjukkan pukul 11.00 , sayap kupu-kupu itu sepertinya belum juga bisa dikembangkan . Akupun memutuskan untuk ke warung di sebelah rumah Fira dan membeli beberapa makanan kecil karena perut ini sudah mulai lapar sedari tadi. Fira tidak ikut karena harus mengamati kupu-kupu itu. Saat aku kembali, ku dekatkan waajhku kembali ke toples dan kudapati kupu-kupu yang tadi masih menempel pada kepompongnya kini tergeletak di dasar toples dengan sayap yang begitu basah. Aku bertanya pada Fira, dan sungguh kesalnya aku ketika mendengar jawaban-nya. Melihat Kupu-kupu itu tak mengembangkan sayapnya sedari tadi membuat Fira kasihan melihatnya, lalu diciprat-cipratkanlah air kedalam toples itu dengan tujuan menolong kupu-kupu yang menurut Fira sedang kehausan dan kelaparan itu. Tetapi yang aku tahu dia bukan menolong si kupu-kupu melainkan menghancurkan pengamatan yang sudah kami lakukan behari-hari. Dia membuat kupu-kupu itu mati. Betapa marahnya aku , akibat peristiwa ini aku harus ijin kepada Pak Tarubi , guru IPA dan mengulang kembali pengamatan ini dari awal.
Hari itu hari Minggu bertepatan pada tanggal 31 Juni 2009, saya mengalami suatu kejadian yang cukup lucu. Berawal pada pagi hari pukul 08.00 saya berkunjung kerumah Fira untuk melihat hasil pengamatan yang sudah hampir dua minggu kami jalani. Kami ditugaskan mengamati metamorfosis sempurna pada kupu-kupu untuk nilai praktek IPA.
Sesampainya disana ternyata Fira sudah menunggu di depan pintu rumahnya. Akupun menyapanya lalu langsung ke halaman belakang rumah Fira untuk kembali mengamati kepompong yang sudah mulai membuka. Saat tiba di halaman belakang aku langsung mengambil toples yang berisi kepompong ulat daun pisang itu. Aku senang ketika melihat pengamatan ini akan segera selesai karena kupu-kupu yang selama ini kami tunggu-tunggu akan segera keluar, sepertinya hanya menunggu beberapa jam saja untuk membuat sayapnya kering dan siap terbang.
Jam menunjukkan pukul 11.00 , sayap kupu-kupu itu sepertinya belum juga bisa dikembangkan . Akupun memutuskan untuk ke warung di sebelah rumah Fira dan membeli beberapa makanan kecil karena perut ini sudah mulai lapar sedari tadi. Fira tidak ikut karena harus mengamati kupu-kupu itu. Saat aku kembali, ku dekatkan waajhku kembali ke toples dan kudapati kupu-kupu yang tadi masih menempel pada kepompongnya kini tergeletak di dasar toples dengan sayap yang begitu basah. Aku bertanya pada Fira, dan sungguh kesalnya aku ketika mendengar jawaban-nya. Melihat Kupu-kupu itu tak mengembangkan sayapnya sedari tadi membuat Fira kasihan melihatnya, lalu diciprat-cipratkanlah air kedalam toples itu dengan tujuan menolong kupu-kupu yang menurut Fira sedang kehausan dan kelaparan itu. Tetapi yang aku tahu dia bukan menolong si kupu-kupu melainkan menghancurkan pengamatan yang sudah kami lakukan behari-hari. Dia membuat kupu-kupu itu mati. Betapa marahnya aku , akibat peristiwa ini aku harus ijin kepada Pak Tarubi , guru IPA dan mengulang kembali pengamatan ini dari awal.
Komentar
Posting Komentar